Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi: Skema dan Teknologinya

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, skema dan teknologi yang digunakan
Hellisheidi Geothermal Power Plant - Simak artikel ini untuk mengetahui bagaimana cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

Sebagai salah satu sumber energi terbarukan, pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geotermal telah dikembangkan sejak lama di berbagai belahan dunia. Sejarahnya menunjukkan bahwa geotermal telah dipertimbangkan sejak awal tahun 1900-an sebagai sumber energi potensial untuk membangkitkan listrik.

Pada tahun 1904 di Italia, Pangeran Piero Ginori Conti melakukan uji coba pembangkit listrik tenaga panas bumi yang pertama di dunia. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1913, pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama yang beroperasi secara komersial dibangun dan dioperasikan dengan kapasitas 250 KWe.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi pertama di dunia
Pembangkit listrik panas bumi pertama di dunia yang dikembangkan di awal tahun 1900 Larderello, Italia dan unit pembangkit yang dibangun secara modern di tempat yang sama. Sumber: International Geothermal Association.

Selandia Baru juga termasuk negara yang aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi. Pada tahun 1958, negara ini telah mendirikan pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan pada 2012 kapasitas terpasangnya mencapai hampir 600 MW, menempatkannya sebagai salah satu negara dengan kemajuan signifikan di sektor ini.

Di Amerika Serikat, Pacific Gas and Electric berhasil mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di negara tersebut pada tahun 1960, berlokasi di California. Turbin awal dari pembangkit ini mampu beroperasi lebih dari 30 tahun, dengan kapasitas produksi sekitar 11 MW.

Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi telah terbukti sangat andal dan dapat bertahan lama, terutama jika dibangun di lokasi dengan potensi panas bumi yang optimal. Dalam sejarahnya, pengembangan teknologi ini telah dimulai sejak awal tahun 1900-an, yang berarti sudah lebih dari 100 tahun dan masih terus beroperasi. Hal ini menunjukkan bahwa panas bumi merupakan sumber energi yang berkelanjutan dan memiliki masa operasional yang panjang.

Di Amerika Serikat, pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama dibangun pada tahun 1962 di wilayah utara California, dan hingga saat ini pembangkit tersebut masih beroperasi. Ini semakin menguatkan bukti bahwa pembangkit tenaga panas bumi memiliki umur operasional yang panjang dan dapat diandalkan dalam jangka waktu yang lama.


Fundamental Prinsip Pembangkitan Listrik dari Energi Panas Bumi

Pada dasarnya, proses pembangkitan listrik dari energi panas bumi melibatkan beberapa tahap konversi energi yang saling berkesinambungan. Geotermal memanfaatkan panas alami dari dalam perut bumi, yang sebagian besar bersumber dari proses peluruhan radioaktif di dalam kerak bumi. Panas bumi ini digunakan untuk menghasilkan energi termal yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menguapkan fluida kerja (biasanya berupa air atau campuran fluida khusus). Uap bertekanan yang dihasilkan ini berfungsi sebagai sumber energi kinetik.

Uap bertekanan tinggi tersebut diarahkan untuk memutar turbin. Gerakan putar dari turbin ini mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik. Turbin yang berputar kemudian menggerakkan rotor pada generator, yang akhirnya menghasilkan listrik. Proses ini relatif sederhana namun memerlukan desain sistem yang tepat agar setiap tahapan konversi energi berlangsung dengan efisien.

Proses Pembangkitan Listrik dari Reservoir Geotermal

Diagram pembangkitan listrik dari reservoir
Diagram proses pembangkitan listrik dari reservoir hingga memproduksi listrik.

Sistem pembangkitan listrik dari energi geotermal diawali dengan keberadaan reservoir geotermal, yaitu sumber panas bumi yang kaya akan energi termal. Energi termal dari panas bumi ini menyebabkan air di sekitar reservoir berubah menjadi uap bertekanan tinggi. Selanjutnya, energi kinetik dari uap bertekanan ini dimanfaatkan untuk memutar turbin yang menghasilkan energi mekanik.

Energi mekanik dari putaran turbin diteruskan ke rotor generator untuk menghasilkan listrik. Dalam siklus ini, panas bumi yang dihasilkan secara alami menjadi sumber utama yang menggerakkan keseluruhan sistem konversi energi, mengubah panas menjadi listrik dalam bentuk energi listrik yang siap digunakan.


Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dan Teknologi yang Diterapkan

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kemiripan cara kerja Pembangkit Listrik Panas Bumi dengan PLTU bahan bakar batu bara.

Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga panas bumi memiliki prinsip kerja yang mirip dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Perbedaannya adalah pada sumber panas yang digunakan. Di PLTU konvensional, uap dihasilkan dari boiler yang dipanaskan melalui pembakaran batu bara, sedangkan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), uap dihasilkan secara langsung dari sumur produksi geotermal. Uap panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin, yang pada akhirnya memutar generator dan menghasilkan listrik.

Uap yang telah melewati turbin kemudian dikondensasikan kembali. Pada PLTP, uap yang telah terkondensasi diinjeksikan kembali ke dalam tanah, sedangkan di PLTU, uap ini akan kembali ke boiler untuk dipanaskan ulang. Prinsip kerja ini cukup sederhana dan mudah dipahami dengan mengenal komponen-komponen utamanya.

Klasifikasi dan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Berdasarkan suhu reservoir, pembangkit listrik tenaga panas bumi diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori:

  1. Sistem Bertemperatur Rendah: Reservoir mengandung fluida dengan suhu di bawah 125°C.
  2. Sistem Bertemperatur Sedang: Suhu fluida berkisar antara 125–225°C.
  3. Sistem Bertemperatur Tinggi: Reservoir mengandung fluida dengan suhu di atas 225°C.

Selain klasifikasi berdasarkan suhu, ada beberapa teknologi utama dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi, antara lain:

1. Dry Steam Power Plant

Pada jenis ini, uap panas bertekanan dihasilkan langsung dari reservoir geotermal dan digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap ini mengalir langsung ke turbin dan memutar sudu-sudu turbin, yang kemudian memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah itu, uap terkondensasi dan diinjeksi kembali ke dalam tanah. Teknologi ini merupakan sistem paling sederhana dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi dan banyak diterapkan di California, Amerika Serikat.

2. Flash Steam Power Plant

Pada flash steam power plant, fluida yang keluar dari reservoir adalah air panas bertekanan. Air panas ini kemudian dipisahkan menjadi uap dan cairan di dalam flash tank. Uap hasil pemisahan ini digunakan untuk memutar turbin, sementara cairan yang tersisa dapat diinjeksi kembali ke dalam tanah atau diolah lebih lanjut. Teknologi flash steam ini memungkinkan pemanfaatan air panas pada suhu menengah hingga tinggi. Sekitar sepertiga pembangkit geotermal di California menggunakan teknologi ini dan beberap lainnya ada di Nevada, serta negara Asia seperti Jepang.

3. Binary Cycle Power Plant

Diagram proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tipe Binary cycle
Diagram proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tipe Air Cooled Binary (biner berpendingin udara) dan Two-Phase Binary (biner dua fase).

Binary cycle power plant memanfaatkan fluida kerja (working fluid) dengan titik didih yang lebih rendah dibandingkan air, seperti isobutana atau pentafluoropropan. Panas dari air panas geotermal dipindahkan ke fluida kerja melalui penukar panas (heat exchanger), yang kemudian menguap dan memutar turbin. Sistem ini sangat efisien untuk sumber energi geothermal dengan suhu rendah hingga sedang, karena memungkinkan penggunaan sumber panas yang tidak cukup tinggi untuk memproduksi uap secara langsung. Binary cycle plant juga digunakan di Nevada, Amerika Serikat. Sementara itu, di Thailand juga tidak ketinggalan untuk menerapkan teknologi ini, namun dengan skala yang lebih kecil.

4. Hybrid Power Plant

agram proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tipe Hybrid
Diagram proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Combine Cycle (hybrid) - Ormat Technologies.

Hybrid power plant menggabungkan dua atau lebih teknologi pembangkit listrik untuk meningkatkan efisiensi. Sebagai contoh, di Hawaii, sistem ini mengombinasikan teknologi flash steam dan binary cycle. Uap panas digunakan langsung untuk memutar turbin utama, sementara air yang tersisa dari proses pemisahan uap dan air dipanaskan ulang dalam heat exchanger untuk menghasilkan uap tambahan yang menggerakkan turbin kedua. Sistem hybrid memungkinkan pemanfaatan geothermal secara lebih optimal.

Salah satu contoh dari penerapan teknologi ini adalah geothermal power plant di Pulau Hawaii yang dikembangkan oleh Ormat Technologies.

Stabilitas Operasional pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Salah satu aspek penting dalam pembangkit listrik adalah menjaga stabilitas putaran turbin agar generator menghasilkan listrik dengan frekuensi yang konsisten, biasanya pada 50 atau 60 Hz. Hal ini dicapai melalui pengaturan kontrol yang tepat pada turbin.

Pemeliharaan Reservoir Panas Bumi

Untuk menjaga keberlanjutan sumber energi, air yang telah terkondensasi setelah digunakan akan diinjeksi kembali ke dalam reservoir geothermal. Proses ini membantu memperpanjang masa pakai reservoir dan menjaga keberlanjutan pembangkitan energi.


Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dan Perbandingannya dengan Energi Terbarukan Lainnya

Menurut data dari International Geothermal Association (IGA), total energi panas yang dihasilkan dari 94 pembangkit listrik panas bumi di seluruh dunia menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi konversi energi pada pembangkit listrik panas bumi adalah sekitar 12%. Angka ini lebih rendah dibandingkan efisiensi konversi pada pembangkit listrik termal konvensional.

Efisiensi konversi pada pembangkit listrik panas bumi bervariasi, berkisar dari 1% untuk beberapa sistem biner hingga mencapai 21% pada beberapa pembangkit uap kering. Variasi efisiensi ini dipengaruhi oleh entalpi reservoir geothermal, dengan jenis pembangkit yang meliputi sistem uap kering, flash tunggal, flash ganda, hingga sistem biner.

Perbandingan Efisiensi dengan Pembangkit Listrik Hidroelektrik dan Tenaga Surya

Hidroelektrik, atau pembangkit listrik tenaga air, sering dianggap sebagai salah satu sumber energi yang paling stabil dan fleksibel. Selain efisien, pembangkit listrik tenaga air memiliki biaya operasional dan pemeliharaan yang rendah setelah konstruksi selesai, serta mampu mencapai efisiensi hingga 95% dalam menghasilkan energi. Sebagai perbandingan, energi terbarukan lain seperti tenaga surya memiliki efisiensi konversi yang lebih rendah, yaitu sekitar 15%.


Sekian dari kami tentang gambaran utama mengenai teknologi, klasifikasi, serta skema dan cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Semoga informasi ini memberikan nilai positif kepada pembaca.

Tim Portal Energi
Tim Portal Energi Lebih dari 23 tahun pengalaman di industri minyak dan gas. Latar belakang kami mencakup engineering dan fabrikasi untuk proyek onshore dan offshore, mulai dari proyek Greenfield hingga Brownfield untuk berbagai perusahaan besar. Keahlian kami meliputi Mechanical Static Equipment, Package Equipment, dan Rotating Equipment seperti pressure vessel, storage tank, air compressor, reverse osmosis system, fire pump, dan lainnya. Kami juga berpengalaman dalam menyiapkan requisition, data sheet, technical bid evaluation, serta meninjau dokumen teknis dari supplier. Selain itu, kami terlibat dalam fase pre-commissioning, commissioning, dan start-up, memastikan setiap proyek berjalan lancar dari instalasi hingga operasi. Melalui blog ini, kami ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman kami di bidang industri energi, serta membantu pembaca memperdalam pemahaman mereka tentang industri ini.

Posting Komentar untuk "Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi: Skema dan Teknologinya"