Bagaimana Proses Pengolahan Minyak Bumi Mentah Menjadi Fraksi-fraksinya?
Sebuah kilang minyak dimana tahap pengolahan minyak bumi berlangsung. |
Sudahkah Anda memahami bagaimana proses pengolahan minyak bumi berlangsung hingga siap dipasarkan dan digunakan oleh masyarakat? Artikel ini akan berfokus pada tahapan utama dalam proses tersebut, khususnya bagaimana proses refinery terjadi di lapangan.
Pengolahan minyak bumi melibatkan berbagai unit di kilang minyak, masing-masing dengan fungsi tertentu. Dalam unit pemurnian, terdapat dua proses utama, yaitu distilasi dan cracking. Setiap tahap ini menggunakan teknologi mutakhir untuk memastikan kualitas dan efisiensi produk akhir.
Karakteristik dan Klasifikasi Minyak Mentah
Karakteristik Minyak Mentah Berdasarkan Komposisi Kimia
Karakteristik minyak mentah yang terdiri dari berbagai senyawa organic. |
Minyak mentah (crude oil) sebenarnya adalah senyawa organik yang terdiri dari berbagai jenis hidrokarbon. Salah satu jenis hidrokarbon adalah alkana, yaitu senyawa dengan ikatan tunggal antara atom karbon dan hidrogen, dengan rumus umum CnH2n+2. Misalnya, jika karbonnya hanya satu (C1), maka bentuknya adalah metana (CH4). Contoh lain adalah oktana (C8H18), yang termasuk dalam kelompok alkana. Selain alkana, ada juga jenis hidrokarbon aromatik seperti benzena (C6H6). Semua ini biasanya dipelajari dalam mata kuliah kimia organik.
Klasifikasi Minyak Mentah Berdasarkan API Gravity dan Kandungan Sulfur
Minyak mentah biasanya diidentifikasi menggunakan API Gravity (American Petroleum Institute) Gravity, yang merupakan ukuran berat jenis atau densitas minyak. Secara sederhana, semakin tinggi angka API, maka minyak tersebut semakin ringan. Sebaliknya, semakin rendah angka API, minyaknya semakin berat dan padat.
Crude oil umumnya dikategorikan menjadi minyak berat, minyak sedang, dan minyak ringan berdasarkan API-nya. Selain API, minyak juga dinilai dari kandungan sulfur. Kandungan sulfur harus minimal karena jika terlalu banyak, akan berbahaya saat diolah di kilang. Sulfur dapat bereaksi menjadi H₂S (hidrogen sulfida) atau bahkan menjadi pirit (FeS₂). Jika pirit bersentuhan dengan logam, ia dapat menimbulkan percikan api, yang tentu sangat berbahaya.
Rumus API Gravity dan Contohnya
Penerapan formula API spesific gravity untuk mengidentifikasi minyak mentah. |
Jika kita mengetahui berat jenis minyak, kita bisa menghitung API Gravity-nya menggunakan rumus tertentu, yang biasanya tersedia dalam berbagai referensi atau diagram (lihat gambar).
Minyak mentah yang dianggap berkualitas baik memiliki API antara 40 hingga 55 derajat. Minyak ini biasanya lebih mahal karena mudah diolah. Minyak mentah dengan API lebih tinggi, misalnya 46 derajat, kadang-kadang tidak lebih baik untuk diproses di kilang biasa. Oleh karena itu, minyak dengan API sekitar 40-55 dianggap ideal.
Klasifikasi Minyak Mentah Berdasarkan Nomor Karbon
Nomor karbon minyak mentah yang terdiri dari kategori light, medium, dan heavy. |
Selain menggunakan API Gravity, minyak mentah juga bisa dibedakan berdasarkan nomor karbon, yaitu jumlah atom karbon dalam molekul hidrokarbonnya (lihat gambar). Minyak mentah ringan memiliki nomor karbon antara C1 hingga C10, sedangkan minyak mentah medium berada pada kisaran C7 hingga C16. Minyak mentah berat biasanya memiliki nomor karbon antara C12 hingga C21. Nomor karbon ini penting untuk menentukan sifat-sifat fisik dan kimia minyak, seperti viskositas dan titik didih.
Pengujian dan Analisis Minyak Mentah
Analisis Crude Assay Sebelum Proses Kilang
Sebelum minyak mentah diolah di kilang, harus dilakukan crude assay, yaitu analisis untuk menentukan sifat-sifat minyak mentah tersebut. Ini penting karena akan mempengaruhi harga jual crude oil.
Sebagai contoh, jika Pertamina memproduksi 4 barel minyak mentah dari Blok Madura dengan API 40 (minyak berkualitas baik), hasil destilasi di laboratorium "mungkin" akan menghasilkan sekitar 1,4 barel bensin dan nafta. Di Indonesia, produk bensin seperti Pertalite (dengan nilai oktan 90) dan Pertamax (dengan nilai oktan 92) juga berasal dari proses destilasi minyak mentah seperti ini. Namun, kabarnya Pertalite akan secara bertahap dihentikan penjualannya, mungkin untuk meningkatkan keuntungan Pertamina.
Fraksi lain dari minyak mentah ini adalah minyak tanah, yang dulu banyak dijual tetapi kini tidak lagi karena dianggap murah. Minyak tanah ini bisa diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar jet seperti avtur, yang fraksinya berasal dari senyawa C12 hingga C15. Selain itu, crude oil juga bisa menghasilkan 0,7 barel bahan bakar diesel, distilat berat, dan residu yang dapat digunakan sebagai pelumas atau bahkan diolah menjadi bitumen untuk aspal.
Jika hasil crude assay menunjukkan kualitas yang baik, harga jual minyak mentah tersebut akan tinggi, dan produsen bisa mendapatkan keuntungan besar.
Pengujian Minyak Mentah menggunakan Distillation Band Scale
Pengujian minyak mentah menggunakan Distillation Band Scale. |
Pengujian minyak mentah adalah evaluasi terperinci terhadap bahan baku minyak mentah yang dilakukan di laboratorium. Pengujian ini harus mengikuti standar yang telah ditetapkan, yaitu menggunakan metode ASTM D2892 dan ASTM D5236. Standar ini penting untuk memastikan bahwa pengujian dilakukan secara benar dan tidak sembarangan.
Proses pengujian laboratorium melibatkan penggunaan peralatan khusus (seperti yang terlihat pada gambar). Minyak mentah dimasukkan ke dalam alat Distillation Band Scale, kemudian dipanaskan dan didestilasi. Melalui proses pemanasan ini, terjadi kondensasi yang memisahkan fraksi-fraksi minyak, sehingga kandungan komponennya dapat diidentifikasi dengan lebih jelas.
Bagaimana Proses Pengolahan Minyak Bumi Berlangsung di Kilang?
Proses destilasi minyak bumi pada tower fraksi untuk memisahkan fasa cair dan gas. |
Prinsip dan Pemisahan Fraksi Crude Oil
Pada dasarnya, proses pemisahan minyak mentah di kilang dimulai dengan distilasi di Crude Distillation Unit (CDU), atau yang sering disebut kilang primer. Proses ini menggunakan prinsip distilasi atmosferik, yaitu pemisahan komponen dalam minyak mentah berdasarkan titik didihnya pada tekanan atmosfer.
Crude oil dimasukkan dan dipanaskan dalam Crude Boiler hingga mencapai suhu 350°C - 370°C. Mengapa suhunya harus setinggi itu? Karena senyawa hidrokarbon di dalam minyak mentah memiliki titik didih yang berbeda-beda. Pada suhu tersebut, seluruh hidrokarbon akan mendidih. Selain crude boiler, alat ini juga sering disebut furnace atau dapur dalam istilah yang lebih sederhana.
Dengan proses ini, berbagai fraksi bahan bakar minyak dapat diperoleh, seperti:
- Gas petroleum
- Nafta atau bensin
- Kerosin (minyak tanah)
- Diesel
Setiap fraksi ini mengandung hidrokarbon dengan rentang tertentu, misalnya:
- Nafta (bensin) umumnya memiliki rantai karbon C5 hingga C9.
- Kerosin mengandung hidrokarbon C10 hingga C16.
- Diesel mencakup rantai karbon C14 hingga C20.
Dalam proses pemisahan ini, sering terjadi overlap atau tumpang tindih antar fraksi, karena komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan sepenuhnya tanpa adanya percampuran.
Dalam karakteristik produk minyak bumi, senyawa dengan titik didih paling rendah adalah gas, yaitu sekitar 20°C. Oleh karena itu, gas akan berada di bagian paling atas dalam proses pemisahan, dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lainnya.
Untuk efisiensi energi, gas yang terpisah ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pada furnace. Produk akhir dari gas ini meliputi LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas), yang umumnya dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik.
Urutan senyawa hidrokarbon lainnya dapat dilihat pada diagram di atas, yang menggambarkan komponen hidrokarbon mulai dari yang bertitik didih terendah hingga tertinggi, beserta produk akhirnya.
Diagram Alir Sederhana Proses di Crude Distillation Unit (CDU)
Skema diagram alir pada Crude Distillation Unit (CDU). |
Pada tahap awal, minyak mentah dipompakan melalui heat exchanger (alat penukar panas). Di dalam alat ini, minyak mentah mengalami pemanasan bertahap melalui proses pertukaran panas. Dengan demikian, saat minyak mentah masuk ke dalam furnace, kenaikan suhunya tidak mendadak.
Setelah dipanaskan di furnace, crude oilmengalir ke dalam kolom distilasi. Di kolom ini, terjadi pemisahan antara fasa cair dan fasa uap. Fasa uap akan naik ke tray di bagian atas kolom, sementara fasa cair turun ke bagian bawah (bottom column) dan keluar. Panas dari fasa cair yang masih tinggi ini dimanfaatkan kembali untuk memanaskan crude oil yang baru masuk ke dalam sistem, sehingga energi dapat dihemat.
Fraksi-fraksi uap kemudian bergerak melalui tray fraksinasi dalam kolom. Komponen uap yang lebih ringan akan naik ke tray yang lebih tinggi, sehingga di bagian atas kolom akan terdapat fraksi yang paling ringan, sementara fraksi yang lebih berat tetap berada di bagian bawah.
Di bagian atas kolom, karena komponen-komponen uap sulit mengembun pada suhu ruang, digunakan condenser untuk mengembunkan fraksi uap. Fraksi yang berhasil dikondensasi didinginkan dengan cooler, kemudian dialirkan ke akumulator untuk dipisahkan menjadi fasa gas dan fasa cair.
Fasa cair dari bagian atas kolom kemudian dipompakan kembali ke kolom sebagai reflux untuk membantu mengatur suhu kolom.
Adapun produk-produk yang dihasilkan dari bagian bawah kolom (seperti nafta, kerosin, dan gasoline) dipisahkan dengan bantuan steam jet di kolom stripper. Di sini, uap digunakan untuk menguapkan komponen ringan yang masih terperangkap, sehingga menghasilkan produk yang lebih murni sesuai dengan jenisnya.
Peralatan Utama pada Crude Distillation Unit (CDU)
- Pompa: Memindahkan aliran minyak mentah (feed) atau produk dari satu tangki ke tangki lain atau ke peralatan proses lainnya.
- Heat Exchanger (Penukar Panas): Mengalirkan panas antara fluida panas dan fluida dingin untuk memanaskan umpan minyak menggunakan panas dari produk.
- Furnace (Tungku): Memanaskan minyak hingga suhu yang diinginkan (300–370°C) menggunakan panas dari pembakaran bahan bakar. Suhu ini disesuaikan dengan jenis minyak mentah yang diolah.
- Kolom Distilasi: Silinder vertikal dengan tray (pelat) untuk memisahkan komponen dalam campuran minyak mentah. Kolom ini dilengkapi dengan sambungan untuk:
- Saluran umpan
- Pengambilan sampel
- Aliran reflux
- Reboiler
- Produk atas dan bawah
- Steam stripping
- Kolom Stripper: Bentuknya mirip dengan kolom distilasi namun lebih kecil, digunakan untuk memisahkan komponen dengan cara menguapkan fraksi-fraksi ringan.
- Condenser (Kondenser): Mengembunkan uap yang keluar dari puncak kolom distilasi menjadi cairan yang bisa disimpan atau digunakan lebih lanjut.
- Cooler (Pendingin): Mengalirkan produk panas ke dalam alat ini agar suhu produk turun sehingga aman disimpan dalam tangki.
- Separator: Memisahkan dua fluida yang tidak saling larut, seperti gas dan cairan atau minyak dan air. Pemisahan ini berdasarkan perbedaan densitas antar dua fluida.
- Perpipaan: Sistem jaringan pipa yang menghubungkan berbagai peralatan dalam CDU untuk mengalirkan cairan atau gas. Pada proses crude oil, pipa biasanya terbuat dari baja karbon.
- Instrumentasi: Alat kontrol untuk memastikan proses pengolahan minyak berjalan aman dan terkendali.
- Reflux: Aliran cairan kembali ke kolom distilasi untuk mengkondensasikan uap dan meningkatkan efisiensi pemisahan dalam kolom.
- Tray (Pelat): Alat kontak antara uap dan cairan, memungkinkan uap mengalir ke atas dan bertemu dengan cairan. Terdapat beberapa jenis pelat, seperti:
- Bubble cup tray
- Sieve tray
- Valve tray
- Packing
Tray
Tray (alat kontak) memegang peran penting dalam pemisahan komponen produk yang terdapat dalam minyak bumi. Tray bekerja berdasarkan prinsip bahwa uap dengan titik didih yang sama dengan cairan pada tray akan terkondensasi, sementara cairan dengan titik didih yang sama dengan gas akan menguap dan terbawa naik. Proses ini memungkinkan pemisahan komponen berdasarkan perbedaan titik didih dengan efisien
Beberapa jenis tray. |
Bubble Cap Tray:
- Kapasitas sedang
- Efisiensi sedang
- Biaya instalasi dan perawatan lebih mahal
- Laju alir rendah karena pressure drop tinggi
- Efektif digunakan pada berbagai kondisi operasi
- Rentan korosi
Sieve Tray:
- Kapasitas tinggi
- Efisiensi tinggi
- Biaya instalasi dan perawan murah
- Laju alir tinggi karena pressure drop rendah
- Tidak efektif untuk kondisi operasi yang bervariasi
- Korosi rendah
- Tray/Plate
Lapisan atau tingkat dalam setiap kolom yang umumnya terbuat dari baja kuat untuk menopang beban cairan atau gas. - Downcomer
Saluran tempat aliran cairan dari tray atas menuju tray di bawahnya. - Weir
Penghalang yang dipasang di sekitar downcomer untuk menjaga volume cairan yang tertampung pada tray tetap optimal, sehingga kontak antara cairan dan gas berlangsung efektif. - Slot
Bukaan pada cap yang memiliki berbagai bentuk untuk mengatur keluarnya gas ke atas sehingga dapat berinteraksi dengan cairan secara optimal. - Cap
Penghalang atau alat kontak antara cairan dan uap pada setiap tray. Cap berbentuk seperti topi dengan slot di tepinya untuk mengatur jumlah gas yang keluar ke atas, memungkinkan kontak yang efektif antara fase cair dan gas.
Variabel Proses dalam Separasi Minyak Mentah
Pada dasarnya, terdapat empat variabel proses utama yang menentukan keberhasilan dalam separasi minyak mentah: suhu, tekanan, laju alir (flow rate), dan tinggi permukaan cairan (level) di dalam kolom.Suhu
Suhu merupakan faktor penting dalam separasi minyak mentah. Jika suhu operasi terlalu tinggi, risiko terjadinya cracking (perengkahan) pada minyak mentah meningkat. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan residu padat (coke) yang dapat memicu hot spot dan merusak tabung pemanas.Pemantauan suhu dilakukan dengan pengujian mutu di laboratorium kilang, yang berperan penting dalam memastikan suhu berada dalam batas optimal.
Tekanan
Tekanan memiliki korelasi langsung dengan suhu; semakin tinggi suhu, semakin tinggi pula tekanannya. Jika tekanan terlalu tinggi, proses pemisahan tidak akan berlangsung secara optimal.Laju Alir (Flow Rate)
Laju alir yang terlalu tinggi dapat meningkatkan level cairan di dalam kolom karena ketidakseimbangan antara laju alir dan laju penguapan. Hal ini dapat menurunkan titik awal penguapan atau Initial Boiling Point (IBP), yang harus dipantau secara berkala di laboratorium.Level Permukaan Cairan
Tinggi permukaan cairan dalam kolom juga memengaruhi proses separasi. Pemantauan level ini penting untuk mencegah potensi gangguan pada efisiensi pemisahan.Teknologi Penting dalam Kilang Minyak
Dalam proses pengolahan minyak mentah, terdapat beberapa teknologi yang sangat penting. Contohnya, Crude Distillation Unit (CDU) dianggap sebagai "pintu utama" dalam proses ini. Hydrotreating juga menjadi esensial, terutama karena crude oil dengan kandungan sulfur rendah (sweet crude) semakin sulit diperoleh atau memiliki harga yang tinggi. Oleh karena itu, minyak mentah yang diproses biasanya membutuhkan hydrotreating untuk menghasilkan produk minyak bumi dengan kandungan sulfur rendah.
Dalam kilang minyak, Hydrotreating Unit (HTU) berfungsi serupa dengan Hydro Desulfurization (HDS) dan Naphtha Hydrotreating Unit (NHT). Meski feedstock dan teknologinya sedikit berbeda, secara filosofi, ketiga unit ini memiliki tujuan yang sama.
Hydrotreating Unit (HTU)
- Tujuan: Mengonversi raffinate menjadi produk dengan viscosity index (VI) tinggi dan stabilitas produk yang lebih baik.
- Proses yang Terlibat:
- Desulfurisasi
- Denitrifikasi
- Aromatic Saturation
- Hydrocracking
- Jenis Feed: LMO/MMMO/DAO raffinate dari unit FEU II.
- Kondisi Operasi (Reaktor)
- Tekanan: 155 kg/cm²
- Suhu: 360–280°C
Pengaruh Hydrotreating pada Produk
Hydrotreating memberikan pengaruh signifikan pada kualitas produk. Berikut ini adalah beberapa efek utamanya:
- Meningkatkan:
- Viscosity index (VI)
- Kandungan isoparafin
- Kandungan naften (naphthene)
- Respons inhibitor
- Kecerahan warna produk
- Menurunkan:
- Viskositas
- Kandungan sulfur
- Residu karbon
- Kandungan aromatik
- Kandungan nitrogen
- Specific gravity
Secara keseluruhan, teknologi hydrotreating membantu kilang menghasilkan bahan bakar yang lebih bersih dan berkualitas, yang sesuai dengan standar lingkungan dan efisiensi energi.
Proses Lanjutan dalam Pengolahan Minyak
Cracking
Minyak hasil destilasi masuk ke proses cracking, yaitu pemutusan rantai karbon dengan katalis untuk menghasilkan komponen yang lebih ringan dan mudah digunakan. Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya, hidrokarbon gas yang telah melalui tahap destilasi akan masuk ke tahap cracking untuk dijadikan sebagai LPG.
Reforming Nafta
Struktur hidrokarbon nafta terbilang kompleks. Oleh sebab itu nantinya nafta akan diproses lebih lanjut melalui tahap reforming menggunakan katalis, suhu, dan tekanan, agar dapat digunakan seperti hidrokarbon lainnya. Contoh produk jadi dari nafta ini adalah produk kimia yang digunakan untuk membuat bijih plastik.
Peningkatan Kadar Oktan
Bahan mentah dari tahap sebelumnya dicampur untuk mencapai standar yang diinginkan, seperti bensin yang dicampur bahan lain untuk mendapatkan kadar oktan tertentu (Premium 88, Pertalite 90, Pertamax 92, Pertamax Turbo 95). Semakin tinggi oktan, maka harganya semakin mahal.
Pembersihan dan Pemurnian
Tahap akhir adalah pembersihan untuk meningkatkan kualitas minyak, termasuk menghilangkan bau, parafin, lumpur, dan sulfur. Setelah proses ini, minyak siap didistribusikan ke tempat penyaluran bahan bakar.
Analisis Kandungan Hidrokarbon dalam Produk Akhir Minyak Bumi
Contoh kandungan senyawa hidrokarbon pada produk minyak bumi. |
Pada gambar tersebut, dari satu barel minyak mentah (setara 42 galon), sekitar 3,3% akan dihasilkan sebagai hidrokarbon gas cair. Selain itu, 43,3% dari hasil pengolahan adalah gasoline, yang cukup signifikan dan menunjukkan kualitas yang baik. Distilat menyumbang sekitar 27,9%, dan avtur (jet fuel) sekitar 9,8%. Produk lainnya, seperti residu, digunakan untuk bahan bakar minyak berat atau diolah menjadi aspal.
Distilat yang dihasilkan dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan solar atau bahan bakar lain seperti High-Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO). Ini adalah beberapa contoh produk yang dihasilkan dari pengolahan crude oil yang diambil dari reservoir.
Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa kualitas minyak mentah yang diolah sangat baik karena memiliki kandungan gasoline yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lainnya. Persentase gasoline yang lebih besar menandakan tingginya nilai ekonomis minyak tersebut.
Kompleksitas Kilang Minyak dan Unit Proses di Dalamnya
Semakin kompleks suatu kilang, semakin beragam produk yang dapat dihasilkan, yang secara langsung meningkatkan potensi margin. Namun, biaya produksi (cost of production) harus dimonitor dengan cermat untuk memastikan efisiensi.
Kompleksitas kilang minyak berdasarkan unit prosesnya. |
Contoh di Indonesia adalah Kilang Pertamina RU IV Cilacap, yang memiliki fasilitas lengkap untuk pengolahan minyak mentah. Meski demikian, kilang ini belum memiliki unit produksi untuk polypropylene dan polyethylene.
Unit Proses dalam Kilang Minyak
Crude Distillation Unit (CDU)
CDU bertugas mengolah minyak mentah berdasarkan titik didih awal (Initial Boiling Point atau IBP) dari setiap produk. Pada bagian residu, parameter viskositas produk sangat penting untuk keperluan pengolahan lanjutan.
CDU tidak dapat mengatur kandungan sulfur; oleh karena itu, crude acceptance matrix digunakan untuk memilih minyak mentah yang sesuai. Misalnya, crude oil dengan kandungan sulfur 11.000 ppm akan diproses di CDU, kemudian diproses di Hydrodesulfurization Unit (HDS) sehingga kadar sulfur berkurang menjadi sekitar 1.000 ppm, yang masih dapat diolah lebih lanjut untuk memenuhi standar solar yang diatur oleh Dirjen Migas.
Hydrodesulfurization Unit (HDS)
Fokus utama dari HDS adalah mengurangi kadar sulfur. Di dalam unit ini terdapat separator yang mengatur flash point, sehingga produk akhir dapat memenuhi standar regulasi.
Naphtha Hydrotreater (NHT)
Proses di NHT mirip dengan HDS, namun NHT berfungsi untuk mengolah nafta. Produk dari NHT akan diproses lebih lanjut di platformer guna meningkatkan angka oktan (RON) yang lebih tinggi, menghasilkan bahan bakar seperti bensin.
Heavy Vacuum Unit (HVU)
HVU adalah versi vakum dari CDU yang memproses produk residu. Kondisi vakum diperlukan untuk menjaga suhu cracking tetap rendah, mencegah coking pada residu.
Furfural Extraction Unit (FEU)
Unit ini bertugas mengurangi kandungan aromatik dalam minyak pelumas, sehingga produk lebih stabil ketika digunakan sebagai pelumas (lube oil).
MEK Dewaxing Unit (MDU)
Berfungsi untuk menurunkan kandungan parafinik dalam minyak, sehingga titik tuang (pour point) produk lebih rendah dan stabil pada suhu rendah.
Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC)
Residu dari unit lain yang telah diekstraksi akan diproses di RFCC. Hasil utamanya adalah propilena dan LPG, yang kemudian diproses sebagai produk LPG.
Di RFCC, residu juga menjalani proses amine treating dan dilanjutkan ke naphtha treater untuk menghasilkan bensin.
Melalui pengolahan di berbagai unit ini, kilang minyak mampu memproduksi beragam produk, dari bahan bakar hingga pelumas, dengan kualitas yang memenuhi standar. Monitoring pada setiap tahap penting untuk memastikan efisiensi produksi dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Demikianlah bagaimana proses pengolahan minyak bumi berlangsung di refinery hingga menjadi produk yang siap digunakan oleh masyarakat. Seperti pada salah satu contoh produk yaitu gas yang diproses lebih lanjut menjadi LPG. Sampai di sini tulisan kami, semoga para pembaca dapat mengambil informasi yang bermanfaat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "Bagaimana Proses Pengolahan Minyak Bumi Mentah Menjadi Fraksi-fraksinya?"
Posting Komentar